Posts

Showing posts from May, 2016

Pembunuh Impian

Image
Apakah anda punya impian yang ingin anda wujudkan di tahun yang akan datang? Apakah harapan anda di tahun yang lalu belum terwujud di tahun ini? Atau kelihatannya harapan itu semakin menjauh dari genggaman tangan anda? Mungkin anda membayangkan diri anda sebagai pemilik bisnis tertentu, pembaca berita di TV, atau apapun juga. Mungkin anda ingin melakukan hal-hal yang belum pernah anda lakukan selama ini. Apakah harapan anda di tahun yang lalu belum terwujud di tahun ini? Atau kelihatannya harapan itu semakin menjauh dari genggaman tangan anda? Apapun impian dan harapan yang anda miliki, jangan biarkan itu mati. Sebuah impian dan harapan adalah sesuatu yang sangat berharga. Mereka memotivasi anda untuk bergerak maju ke masa depan, memberi anda keberanian dan kekuatan untuk terus mencoba walaupun semua rintangan melawan anda. Namun waspadalah, ada "pembunuh - pembunuh mimpi" yang mau mengenyahkan kehidupan yang ada di dalam impian dan har ... b

Wortel, Telur dan Biji Kopi

Image
Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk. Ia membiarkan masing-masing mendidih. Selama itu ia terdiam seribu bahasa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir i

Pirate King

Image
“hei anak nakal… serahkan rotimu”, perintah Tobby “apa… aku tidak mau Tobby”, tolak Neat “apa kau bilang”, Tobby hendak memukulnya “arrrgh…” teriak Neat Seseorang datang menghentikan amukan Tobby. “tunggu”, pinta seorang laki-laki. Tobby berlari, menuju rumahnya karena laki-laki itu mempunyai julukan Sharp. Semua orang disini tau kalau dia adalah seorang bajak laut yang terkenal. “terima kasih tuan”, kata Neat. “siapa namamu”, tanya Sharp “namaku Neat… aku juga ingin sepertimu Kuat dan tajam”, kata Neat penuh bercak kagum. “hemmz… suatu saat nanti kau pasti akan menjadi sepertiku.. percayalah pada dirimu dan ikuti nalurimu”, nasihat Sharp. Neat mengerti dan mulai saat itu dia bersumpah akan menjadi seorang bajak laut yang cerdik dan baik hati. Beberapa tahun kemudian, ketika neat berumur 18 tahun. Akhirnya ia menjadi seorang bajak laut. Walupun dia masih sendiri tapi ia yakin akan menjadi bajak laut yang hebat. Ketika ia sampai di sebuah desa bernama desa Lion king. Dia memutuskan

Nay, Sang Teratai

Image
Seseorang mengguncang tubuhku. “Yash! Bangun!” Aku menggeliat, menepis tangan yang mengguncangku itu sambil masih terpejam. Mataku masih berat untuk dibuka, kantuk masih menguasaiku. “Yash! Aku mau bicara penting, nih.. Bangun!” tangan itu mengguncang tubuhku lagi. Suara Nay sepertinya. Dengan malas terpaksa kubuka mataku. “Kenapa Nay?” sahutku serak akibat bangun tidur. Nay adalah sahabatku, sekaligus teman satu kos dan satu fakultas. “Aku mau berhenti kuliah.” APA? Sisa-sisa kantukku segera hilang. Aku langsung bangun terduduk di atas kasur. Menatap Nay lekat-lekat. Aku memang sering menjadi tempat Nay berkeluh kesah tentang dana kuliah dan biaya hidup. Aku tahu bagaimana sulitnya dia bertahan untuk tetap melanjutkan pendidikan strata satunya, tapi aku tidak pernah menyangka dia akan menyerah sekarang. Saat kami baru selesai dari program Kuliah Kerja Nyata dan tinggal menulis skripsi untuk menuntaskan pendidikan bachelor kami. Kecuali memang ada hal yang sangat genting yang mema

Pantang Menyerah

Image
Dia adalah seorang yang pantang menyerah, ia tinggal di sebuah kota yang padat penduduk, ia sekarang menjabat sebagai manajer di salah satu perusahaan ternama di negerinya, ia bernama Rudi. Keseharianya adalah pergi ke kantor dan mengerjakan seluruh tugas dari kantor. Awalnya ia adalah anak yang bodoh dan malas, ia tidak pernah mendapat peringkat di kelas, ia sekolah SD sampai 8 tahun, smp sampai 4 tahun, ia sedih dan merenungkan apa yang telah ia dapat selama ini. Di suatu hari ia menyesal atas apa yang telah ia dapat dan ia ingin bunuh diri, lalu ia pergi ke sebuah jembatan yang tinggi, ia bertekad ingin terjun dari atas jembatan itu saat ia hendak melompat dari jembatan ia memandang batu besar di bawah jembatan itu, ia melihat batu itu di tengahnya terdapat lubang yang cukup besar karena terkikis oleh tetesan air dari atas jembatan. Ia berfikir sejenak “batu itu besar dan kuat tetapi batu yang keras itu bisa berlubang akibat tetesan air dari atas jembatan!, apalagi otakku bila ak

Naluri Penyembuhan Diri Dalam Menanggulangi Stress

Image
Apabila kita kembali menengok kehidupan jaman dulu, kita akan dapati sebuah bentuk kehidupan yang sangat sederhana dengan rutinitas sehari-hari yang sama: mencari makan, memasak, membuat api unggun, berkelompok mendengarkan cerita. Sehingga pada saat itu, kita hanya mengenal satu jenis stres saja, yaitu stres yang menyangkut masalah hidup atau mati, misalnya bencana kelaparan, bencana alam, atau wabah penyakit. Namun sekarang kita menghadapi kehidupan yang sungguh sangat berbeda dipenuhi stres setiap hari. Kesehatan badan, pikiran dan jiwa selalu dipengaruhi oleh trauma, kekerasan, cuaca, pola makan, lingkungan alam, laporan berita, pekerjaan, alat komunikasi, jadwal, lalu lintas yang macet, dan tantangan hidup sehari-hari yang benar-benar membuat kita membagi energi dan perhatian yang besar. Hal ini sering membuat kita mengalami ‘kelelahan’ fisik dan mental serta mengabaikan kesejahteraan diri kita sendiri maupun orang-orang yang dekat dengan kita tanpa disengaja. Stres adalah b

Wiro Sableng #123 : Gondoruwo Patah Hati

Image
WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito Episode : KEMBALI KE TANAH JAWA TUBUH SI NENEK BERGETAR KERAS, BASAH OLEH KERINGAT. RACAU DARI MULUTNYA SEMAKIN KERAS PERTANDA APAPUN YANG TENGAH DILAKUKAN PEREMPUAN TUA INI AKAN SEGERA MENCAPAI PUNCAKNYA. DALAM KEADAAN SEPERTI ITU MENDADAK DI UDARA PAGI TERDENGAR SUARA BERDESING. SATU BENDA HITAM MELESAT SEPERTI JATUH DARI LANGIT, MELAYANG TURUN DAN BLUKK! JATUH TEPAT DI PANGKUAN SI NENEK. SUARA RACAU SI NENEK LENYAP, BERGANTI DENGAN JERITAN KERAS. TUBUHNYA TERHENYAK JATUH KE BATU BESAR, LALU TERGULING KE BAWAH DAN TERJENGKANG DI TANAH. DI PANGKUANNYA SAAT ITU, SEOLAH LENGKET, MELINGKAR SOSOK SEORANG ANAK LELAKI BERUSIA SEKITAR DUA BELAS TAHUN, BERPAKAIAN HITAM, BERAMBUT JABRIK. "BOCAH JAHANAM! KAU YANG JADI GARA-GARA! KUBUNUH KAU!". PERAPIAN telah lama padam. Dinginnya udara men-jelang pagi itu terasa semakin mencucuk. Di samping perapian tergolek bergelung sosok seorang pemuda berpakaian biru. T

I Can’t Take it Anymore

Image
Aku sudah tidak tahan lagi mendengar omongan-omongan para anti fansku. Aku sudah tidak tahan lagi mau ditaruh dimana muka ku ini. Perlahan, aku merasa air mataku mengalir begitu saja. Aku mulai memikirkan lagi kritikan mereka yang begitu pedas. Aku kira, dulu sebelum menjadi seorang selebritis, hidup sebagai seorang selebritis itu mudah, tak ada beban sedikit pun. Kenikmatan-kenikmatan atas kemewahan dan serba ada itu aku memang merasakan sekarang. Tapi yang membuatku kaget saat menjadi selebritis dua tahun lebih, aku baru merasakan bahwa di balik semua kebahagiaan itu, banyak kenyataan pahit yang harus dihadapi. Kenyataan pahit ini membuat aku sulit untuk menghadapi hidupku. Mulai dari rumor kalau aku sebagai seorang penyanyi yang tampil selalu lypsinc, suara yang begitu tidak enak didengar, penyanyi yang hanya mengandalkan muka cantiknya saja, gaya dance ku yang tidak ada bagus-bagusnya dan rumor-rumor lain yang sulit untuk aku ungkapkan semua. Perlahan aku sadar dari lamunanku dan

Bangkitkan Semangat Mencapai Kemakmuran Dengan Visi

Image
“Where there is no vision, the people perish/ die. – Ketiadaan visi membuat manusia mati.” ~ King Solomon Saya terinspirasi begitu besarnya kekuatan visi ketika saya menyaksikan semangat bangsa China menyambut Olimpiade Beijing 2008 yang sangat luar biasa. Semangat dan kesatuan mereka membuat presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, berkomentar, “Ini (olimpiade) bagi rakyat China adalah acara yang sangat berarti.” Dulu China adalah negara yang sangat konservatif terhadap budaya asing. Tetapi beberapa tahun belakangan negeri tersebut sudah mulai terbuka terhadap masuknya budaya asing. Ajang olahraga olimpiade menjadi salah satu bukti sikap terbuka bangsa tersebut menerima dunia luar dan menjadi bagian dari era globalisasi. Seluruh masyarakat dari anak-anak sampai lansia ingin menyukseskan agenda penting pemerintah China tersebut. Menjelang olimpiade digelar sejumlah aturan sudah diterapkan di Beijing, ibu kota China. Aturan tersebut diantaranya adalah dilarang mengupil, menguap, menggaru

Lidah Doni

Image
Lidah itu lunak. Tak bertulang. Susah diatur. Semaunya saja. Beda dengan mata. Bisa dipejam. Kalau tak mau melihat. Beda dengan hidung. Bisa ditutup. Jika tak mau menghirup. Tapi lidah lain. Susah dikendalikan. Susah sekali. Juga bagi Doni. Padahal Doni masih muda. Usianya belum senja. Belum pula kepala dua. Doni hanya anak remaja. Punya banyak mimpi. Punya banyak cita-cita. Tapi inilah kendalanya. Lidahnya tak bisa diatur. Mau tampil terus. Seperti tak diurus. Suatu kali Marwan masuk ke kelas. Sepatunya baru. Semua mata menuju. Mata Doni juga. Semua memuji. “Sepatu yang bagus” kata seorang teman. “Pasti beli di luar negeri” kata teman yang lain. “Ah, biasa paling minjem. Punyaku lebih keren asli buatan Italy” suara itu tiba-tiba memecah kebisingan. Doni terkejut. Lidahnya berulah lagi. Padahal sepatu Doni sudah butut. Tak layak lagi disebut sepatu. Butut dan layak disejajarkan dengan batu. Semua mata memandang Doni. Tapi semua seperti makl ... baca selengkapnya di Lidah Doni Cer

Tetap Semangat Demi Kain Kafan

Image
Suatu ketika di daerah seberang sana, andi menemui seorang tua dalam perjalanan. Seorang tua tersebut membawa sapu lidi yang masih hijau dan siap pakai. Tak melihatnya sangat terharu, kisaran umur 80 lebih beliau masih tetap bersemangat dalam beraktivitas. Lalu, andi bertanya pada seorang tua tersebut “pak, mengapa di bawah terik mentari yang menyangat ini anda masih berkeliling?” kalau tidak seperti ini, lalu dari mana saya penuhi kebutuhan saya dan anak saya. Jawab seorang tua tersebut. Lantas sapu lidi ini untuk dijual? Apakah bapak tidak punya profesi lain? “nak, ini adalah profesi bapak. Bapak hanya takut dipukul ketika diakhirat nanti jika bapak banyak dosa” Apakah profesi bapak sejak dulu seperti ini? Tidak nak, lebih sejahtera sekarang. Memang apa pekerjaan bapak dulu? Dulu bapak bekerja bertaruh nyawa, demi memerdekakan Negara Indonesia nak. Dan sekarang bapak tinggal menunggu waktu Tuhan mengambil nyawa bapak. Tujuan bapak jualan seperti ini adalah membeli kain kafan

Hati Yang Sempurna

Image
Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah. Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata " Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?". Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ;namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa